View (34)
Guna mengurangi kawasan kumuh dan memberikan perubahan wajah lingkungan dalam skala kawasan, Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi Bengkulu bersama-sama dengan Satker Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) Kota Bengkulu berkomitmen meningkatkan kualitas permukiman warga dengan membangun akses jalan lingkungan di Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu melalui program NUSP-2.
Melalui kegiatan pembangunan jalan lingkungan, program NUSP-2 telah mampu memberikan akses transportasi yang layak bagi masyarakat. Salah satu warga Sumber Jaya, Rudianto mengatakan, sebelum dibangunnya jalan di lingkungan mereka, warga kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dikarenakan kondisi jalan yang masih berupa jalan tanah menjadi sempit dan licin saat musim hujan tiba.
“Jalan lingkungan kami sangat kecil, karenanya kami kesulitan untuk pergi keluar rumah. Terlebih musim hujan, meskipun cuma sebentar jalanan menjadi becek dan licin untuk dilewati. Jangankan orang lain, kami pun malas untuk melewati jalan depan rumah kami,” tutur Rudianto, Selasa (07/08/2018) di kediamannya.
Rismayani, Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Jaya yang menjadi motor penggerak dalam pembangunan di Kelurahan Sumber Jaya mengatakan, pembangunan jalan lingkungan di Kelurahan Sumber Jaya memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan warganya. “Sekarang warga Sumber Jaya memiliki akses yang baik untuk keluar dari rumah karena jalan lingkungannya sudah bagus. Anak-anak juga bisa bermain dengan nyaman karena ada taman di sekitar lingkungan,” terang Rismayani.
Sementara itu, sesuai dengan kebijakan pembangunan ke-Ciptakaryaan-an, kesetaraan gender menjadi salah satu point penting dalam program NUSP-2 di Kelurahan Sumber Jaya. Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Bengkulu Yennie Lidiawati mengatakan dalam pembangunan harus melibatkan semua golongan termasuk para perempuan.
“Karena pada prinsipnya pembangunan infrastruktur untuk semua, maka kaum ibu-ibu dan perempuan bergerak aktif dalam proses pembangunan dimulai sejak proses perencanaan, penentuan desain sampai dengan pelaksanaannya dengan harapan infrastruktur terbangun ramah terhadap perempuan,” tutup Yennie. (MemoIndah/Bengkulu/ari)