LOADING

Lihat Berita

Kolaborasi IUWASH Plus Tangani Kawasan Kumuh Perkotaan

By  / Kamis, 23 Agustus 2018

View (32)

Image

Sebagaimana kita ketahui, perhatian terhadap permukiman kumuh perkotaan telah dilakukan sejak tahun 2015, yaitu salah satunya melalui program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Hal ini sejalan dengan amanat RPJMN III Tahun 2015-2019 yang mengamanatkan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ditujukan untuk mewujudkan peningkatan akses penduduk terhadap lingkungan permukiman yang berkualitas, dan juga mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh di Indonesia pada tahun 2019. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian PUPR mencanangkan “Program Prakarsa Permukiman 100-0-100”, yaitu program pengembangan permukiman berkelanjutan dengan target mencapai 100% akses aman air minum, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan 100% akses sanitasi layak untuk masyarakat Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh PPK Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Sulawesi Selatan Arman Rahim saat membuka acara Lokakarya Kolaborasi USAID IUWASH PLUS dan Program KOTAKU, di Makassar Kamis (19/07/2018). 

“Berbagai penanganan dan pendekatan untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, baik secara fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi telah dilakukan. Namun, hasil evaluasi hingga tahun 2017 menunjukkan masih banyaknya pekerjaan rumah kita harus lakukan terhadap penanganan permukiman kumuh ini,” tutur Arman. 

Lanjut Arman, agenda kolaborasi KOTAKU dengan USAID IUWASH PLUS merupakan hal yang mutlak dilakukan mengingat cakupan area pendamping yang sama, yaitu area perkotaan. Selain itu, penanganan sanitasi dan air minum sebagai fokus  program IUWASH PLUS merupakan dua dari tujuh indikator yang digunakan  untuk mengukur tingkat kekumuhan suatu wilayah atau kawasan. Dengan kata lain, suatu kawasan tidak akan selesai permasalahan kumuhnya apabila permasalahan sanitasi dan air minum belum tertangani hingga kondisi layak. 

“Diharapkan kolaborasi KOTAKU dan USAID IUWASH PLUS dapat menjadi contoh dan pemicu kolaborasi bagi stakeholder lain untuk memberi perhatian yang serius terhadap perbaikan kualitas hidup masyarakat di kawasan kumuh. Khususnya, pihak swasta, kelompok peduli dan CSR perusahan. Dan saya yakini kolaborasi KOTAKU dan USAID IUWASH PLUS akan menjadi instrumen percepatan dan keberlanjutan penanganan kawasan kumuh di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba,” tutup Arman. 

Sementara itu, Louis O’ Brien selaku Deputy Chief of Party program USAID IUWASH PLUS mengatakan, USAID telah lebih dari 10 tahun mendukung pengembangan sektor air minum di Indonesia, melalui program USAID IUWASH dan dilanjutkan dengan USAID IUWASH PLUS, yang merupakan Indonesia urban water sanitation and hygiene. Dirancang untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan  akses air minum dan layanan sanitasi serta perbaikan perilaku sehat bagi masyarakat miskin dan kelompok perkotaan. 

Program ini dilakukan di 32 kabupaten/kota, yang terdiri dari delapan provinsi di Indonesia. USAID IUWASH PLUS dan KOTAKU sama-sama mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di perkotaan melalui perbaikan infrastruktur dan pelayanan dasar.

Lokakarya kolaborasi antara KOTAKU dan USAID IUWASH PLUS sudah dilakukan di Provinsi Jawa Timur dan Kota Jayapura, menghasilkan kesepakatan dan rencana untuk mendukung upaya pengurangan kawasan kumuh melalui peningkatan akses air minum dan sanitasi aman dan berkelanjutan.

Kegiatan kolaborasi di tingkat masyarakat sudah mulai dilakukan di beberapa tempat, seperti di Kota Magelang dimana USAID IUWASH PLUS dan KOTAKU bersama-sama mencari solusi untuk memberikan akses sanitasi aman melalui fasilitas komunal pengelolaan air limbah (IPAL).

“Seperti kita ketahui, infrastruktur dan pelayanan dasar yang buruk memberi dampak signifikan terhadap kualitas kesehatan dan kehidupan masyarakat, terutama anak-anak.” kata Louis. (Jamal Randal Sulsel/ari)

Share :