Dalam upaya pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya kawasan permukiman kumuh di perkotaan dan sekitarnya serta mengurangi laju urbanisasi, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya telah mengusulkan kegiatan Regency Settlement Infrastructure Development (RSID) Project dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri (Green Boox) tahun 2017 yang rencananya akan didanai melalui pinjaman pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Hal ini diungkapkan oleh Martiyanti, Asisten PPK RSID Project dalam misi kunjungan lapangan Tim Supplemental Study JICA untuk kegiatan RSID Project, beberapa waktu lalu di Kantor Bappeda Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY.

Terkait dengan itu, tim supplemental study JICA melaksanakan identification mission ke Kabupaten Kulonprogo sebagai salah satu dari 22 kabupaten yang diusulkan sebagai calon sasaran penerima RSID project. "Kegiatan identification mission ini bertujuan untuk mensosialisasikan konsep dan rencana program RSID, dan mengumpulkan data dan informasi terkait infrastruktur, ekonomi dan sosial untuk melengkapi persyaratan readiness criteria di lokasi kandidat program RSID.

Kepala Bidang Fisik Bappeda Kabupaten Kulonprogo Taufik Prihadi menerangkan, untuk kegiatan RSID Project, pemerintah Kabupaten Kulonprogo telah menyiapkan satu lokasi sasaran, yaitu kawasan Kecamatan Temon. Kawasan Kecamatan Temon ini kedepan akan menjadi satu kawasan perkotaan baru karena di wilayah ini sedang dibangun bandara internasional Yogyakarta. "Penyediaan infrastruktur dasar yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) permukiman sangat diharapkan oleh masyarakat," kata Taufik.

Pada kesempatan tersebut, tim JICA antara lain juga berdiskusi dengan Satuan Kerja sektoral Bidang Cipta Karya Provinsi DIY, Bappeda Kabupaten Kulonprogo dan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Setelah diskusi dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Desa Temon Kulon dan Temon Wetan di Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo. (didik randaldiy/ari)