View (40)
Meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di kawasan kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan merupakan tujuan yang akan dicapai melalui program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan koordinasi dengan organisasi perangkat daerah di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, sehingga terjadiketerpaduan antar sektor pembangunan untuk bersama-sama bergerak mencapai target kawasan permukiman kumuh 0 Ha di tahun 2019.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman Provinsi DIY Setyantono pada pembukaan Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman, Rabu (4/10/2017) di Kabupaten Sleman Provinsi DIY.
Sementara itu, PPK Pengembangan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat (PKPBM) Dinas PUPKP Kabupaten Sleman Muhammad Nurrochmawardi mengatakan target penanganan kawasan kumuh tahun 2017 di Kabupaten Sleman adalah 68,25 ha, untuk tahun 2018 berkurang 35,5 ha, dan tahun 2019 berkurang 58,63 ha, sehingga pada tahun 2020 tercapai 0% kumuh. Untuk Tahun Anggaran 2017 ini, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR mengalokasikan dana sebesar Rp. 6,6 milyar melalui Program KOTAKU di Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Alokasi dana tersebut akan digunakan untuk penangan kumuh di 15 desa yang tersebar di 6 kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman, dengan rincian alokasi per desa akan mendapatkan dana sebesar Rp 350 juta hingga Rp 500 juta. "Strategi yang dilaksanakan untuk percepatan penanganan kumuh melalui program berbasis masyarakat dengan revitalisasi peran BKM dari penanganan kemiskinan ke penanganan kumuh," tambah Nurrochmawardi.
Hadir dalam rapat koordinasi ini, Satker PKP Provinsi DIY, PPK Randal Provinsi DIY, Pokja Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Sleman, OSP 5 Provinsi DIY, dan perwakilan dari kecamatan penerima program KOTAKU tahun 2017, serta para pendamping program KOTAKU Kabupaten Sleman. (didik randaldiy/ari)