View (34)
Dampak bahaya proses pembangunan yang dilaksanakan tidak serta merta akan mengurangi terhadap alam, sebaliknya jika tidak disadari pembangunan malah dapat memperburuk kondisi alam yang rentan. Oleh karena itu, pelaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, harus mampu meningkatkan ketangguhan terhadap bahaya terutama karena perubahan iklim global.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heru Parwadi, dalam sambutan pembukaan Lokakarya Nasional Pengarusutamaan Risiko Bencana dalam Program KOTAKU yang diselenggarakan oleh Direktorat PKP Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Rabu, (2/08/2017) di Yogyakarta.
“Pemecahan terbaik adalah dengan memadukan strategi dan langkah-langkan pengurangan risiko bencana kedalam keseluruhan kerangka pembangunan dengan memandang pengurangan risiko bencana sebagai bagian terpadu dari proses pembangunan dan bukan sebagai tujuan itu sendiri,” tutur Heru.
Sementara itu, Direktur PKP Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Rina Farida mengharapkan para peserta lokakarya dapat memberi masukan berkaitan dengan kegiatan pengurangan risiko bencana, misalnya bagaimana melakukan identifikasi, mengkaji risiko dan tingkat kerentanan, penanganan bencana. “Tidak hanya bencana yang terjadi karena faktor alam saja yang kita sikapi, namun juga bencana yang diakibatkan oleh faktor sosial, seperti yang terjadi di Kalimantan beberapa waktu yang lalu,” tambah Rina Farida.
Tujuan dari lokakarya yaitu, mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam penanganan permukiman kumuh, membangun komitmen untuk meningkatkan ketahanan kota dalam PRB dan API dan merumuskan masukan instrument pengarusutamaan PRB dan API dalam RP2KPKP.
Kegiatan lokakarya ini diisi dengan diskusi kelas, dan kunjungan lapangan ke lokasi program Rekompak, program Desa Tangguh Bencana dan program KOTAKU di DIY. Peserta berjumlah 58 orang, terdiri dari perwakilan pemerintah pusat, kota/kabupaten dan konsultan pendamping. Narasumber berasal dari BNPB, Kementerian LHK, Bappenas/Kementerian PPN, Task Team Leader NUSP-2 dan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Yogyakarta. (didik randaldiy/ari)